Rabu, 28 Agustus 2013

Blazer Yang Makin Bergaya



Ketika Coco Chanel dan Jean Patou memperkenalkan busana bergaya androgini tahun 1920-an, blazer muncul menjadi salah satu pilihan bagi kaum perempuan. Seiring zaman, blazer kian fleksibel dalam teknik padu padan sekaligus menjadi elemen busana lintas jender.

Pasca-Perang Dunia I menjadi masa bagi kaum perempuan memasuki era kebebasan, yang juga tercermin dalam tren mode ketika itu. Penampilan androgini, yang serba praktis, mulai digemari kaum perempuan. Penampilan perempuan dimotivasi oleh hasrat kebebasan dalam menikmati hidup setelah perang yang menjemukan. Perempuan pun mulai tampil dengan potongan rambut pendek, merokok, serta mengenakan blazer, jumper, celana panjang, dan rok yang memperlihatkan betis.

Blazer dalam perkembangannya kemudian menjadi kelengkapan busana perempuan pekerja yang cukup esensial. Di tahun 1980-an, blazer mencerminkan perempuan yang mandiri, berkarier, dan penuh ambisi. Perangkat shoulder pad atau bantalan bahu pada blazer yang memberi siluet gagah pun menjadi penting.

Ketika itu, setelan blazer dengan bantalan bahu menjadi power-dressing yang mencerminkan ambisi dan kekuatan perempuan di dunia korporasi. Blazer dengan bantalan bahu memberi pesan intimidatif tentang kuatnya hasrat kaum perempuan keluar dari dunia domestik dan turut berperan dalam dunia kerja yang sebelumnya didominasi kaum lelaki. Di tahun 1980-an itu, setelan perempuan dengan bantalan bahu kian populer berkat serial televisi Dynasty yang menampilkan perempuan-perempuan berambisi.

Seperti diulas dalam buku 100 Ideas That Changed Fashion (Harriet Worsley, 2011), bantalan bahu sebelum tahun 1930-an hanya dikenakan oleh kaum pria. Namun, pada 1931, desainer Elsa Schiaparelli memperkenalkan setelan blazer untuk perempuan dengan bantalan bahu yang lebar.

Seiring zaman, blazer yang sejatinya berfungsi sebagai rangkapan luar terus berevolusi. Blazer tak lagi melulu identik dengan dunia korporasi. Kini, padu padan blazer dengan busana kasual kian umum dijumpai. Kesan yang timbul terangkum dalam istilah yang sering kita dengar sebagai smart casual. Istilah itu secara bebas dapat diartikan sebagai penampilan yang santai, tetapi elegan.

Dahulu, blazer umumnya tampil dengan warna-warna solid yang gelap ataupun kalem. Kini, desain blazer tampil lebih meriah, beragam motif dan beragam warna, termasuk warna-warna neon yang terang. Potongan blazer pun lebih beragam, mulai dari yang ekstra longgar hingga potongan yang pas dan mempertegas siluet lekuk tubuh.

”Boyfriend blazer”
Blazer di masa kini ternyata mampu melebur dengan gaya street style yang penuh semangat kebebasan. Selebritas Hollywood tampak beberapa kali mempertontonkan penampilan ala street styledengan blazer. Rihanna, misalnya, mengenakan blazer abu-abu berukuran ekstra longgar di bawah pinggul dan bahu struktural yang dipadukan dengan kaus longgar bergambar wajah Karl Lagerfeld serta celana jins superpendek. Rihanna tampak beberapa kali berpenampilan seperti ini dengan blazer ekstra longgar alias kedodoran (oversized) dan celana pendek.

Blazer oversized demikian merupakan salah satu dari tren busana boyfriend fashion, yakni busanaoversized yang seolah-olah pinjaman dari teman laki-laki. Dengan ukuran ekstra longgar itu Rihanna seperti ingin menyeimbangkan kesan urakan dalam balutan blazer sehingga memberi tampilan keseluruhan yang lebih berkelas.

Sementara Diane Kruger mengkreasikan blazernya dalam tampilan yang chic. Mantan model asal Jerman ini mengenakan blazer biru bermotif polkadot putih dengan celana jins berpotongan pensil yang digulung di bagian bawah. Sepatu datar dan topi bundar menjadi aksen yang mempermanis tampilannya.

Lain lagi dengan Miranda Kerr. Blazer bermotif bunga hitam-putih dari Stella Mc Cartney menjadi pilihannya. Miranda memadukan blazer berpotongan di bawah pinggul itu dengan dalaman kaus hitam, celana jins berpotongan skinny, dan sepatu datar. Miranda juga pernah terlihat mengenakan boyfriend blazer berwarna kecoklatan dari desainer Charlotte Ronson berpadu dengan rok mini.

Berbeda dengan era gaya androgini di tahun 1920-an, tren boyfriend fashion yang merebak sejak sekitar 2009 bagaimanapun tampak tetap berupaya menyisipkan feminitas. Hal itu tampak dari cara mengenakan blazer kedodoran, yakni dengan menggulung lengan hingga sebatas siku sehingga memperlihatkan sebagian tangan yang ramping dan feminin. Nuansa kedodoran yang disarankan pun cukup satu ukuran di atas ukuran si perempuan.

Dari tiga penampilan selebritas tersebut, sehelai blazer bisa memberikan kesan yang berbeda-beda tergantung pada padu padan yang diberlakukan. Variasi blazer dan kesan yang ditimbulkan juga tergantung pada model potongan, panjang-pendek blazer, dan potongan pada bahu, baik dengan bantalan maupun tanpa bantalan. Sehelai blazer mampu menyulap tampilan yang biasa-biasa saja—seperti kaus dan jins—menjadi lebih istimewa.

Boleh dibilang, blazer pun tak mengenal batasan usia pemakai. Karakter blazer yang kian egaliter membuatnya senantiasa sukses dipadupadankan dengan beragam elemen busana lainnya. Bawahan ataupun dalaman untuk blazer juga tak mengenal pantangan, mulai dari celana panjang, celana pendek, legging, jins dengan berbagai potongan, rok mini, rok panjang, gaun, kemeja, hingga kaus oblong.

Blazer menjadi elemen busana yang signifikan dalam mendongkrak keseluruhan penampilan secara kilat. Eksistensi blazer dalam dunia mode terus berevolusi meniti zaman. Dari yang semula menyimpan semangat independensi kaum perempuan, kini, menjadi elemen busana yang egaliter dengan fleksibilitas tinggi. Bahkan, dengan pasangan pria, perempuan kini boleh saja bertukar blazer.

Blazer barangkali telah menjadi penanda zaman yang kian ramah pada ranah mode lintas jender aliasunisex.

Jumat, 23 Agustus 2013

Kegemukan Pascaoperasi Lutut

Hati-hati dengan kenaikan berat badan setelah menjalani operasi lutut. Sebuah studi baru di Amerika Serikat mengatakan, orang yang habis menjalani operasi lutut memiliki  risiko lebih tinggi untuk urusan penambahan berat badan.


Peneliti memeriksa catatan medis dari hampir 1.000 pasien operasi lutut dan menemukan bahwa hampir sepertiga dari mereka mengalami kenaikan berat badan 5 persen atau lebih dari berat badan mereka sebelumnya dalam lima tahun setelah operasi.

Studi yang diterbitkan secara online dalam jurnalArthritis Care & Research ini juga membandingkan dengan orang yang tidak mengalami operasi lutut. Terungkap bahwa 20 persen dari mereka memiliki berat yang tetap dalam kurun waktu yang sama.

"Bagian dari penjelasannya adalah bahwa orang mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk beradaptasi dengan keadaan mereka (yang habis menjalani operasi lutut) dengan menghindari kegiatan yang bisa menyebabkan nyeri lutut,” ungkap penulis utama studi ini, Riddle Daniel.

Riddle yang juga  seorang profesor di departemen terapi fisik di Virginia Commonwealth University menambahkan, "Kita perlu mendorong pasien untuk mengambil keuntungan dari keadaan fisik mereka agar dapat berfungsi dengan lebih baik dan menawarkan strategi untuk menurunkan berat badan atau manajemen berat badan.”

Para peneliti juga menemukan, berat badan sebelum operasi lutut merupakan faktor risiko untuk mengalami kenaikan berat badan setelahnya. Pasien yang kelebihan berat badan dan obesitas biasanya didorong untuk menurunkan berat badan sebelum menjalani operasi lutut, untuk mengurangi risiko komplikasi dan mempercepat pemulihan mereka.

Berat badan yang bertambah setelah operasi lutut "berpotensi menempatkan pasien pada risiko terkena gangguan kesehatan kronis, seperti penyakit jantung atau diabetes," kata Riddle.

Senin, 19 Agustus 2013

Nikmati Cemilan Dim Sum

Bakpao dan siomai hanya segelintir dari hidangan dim sum. Dim Sum sendiri sering diartikan sebagai camilan. Konon, tradisi menikmati dim sum sudah ada sejak masa jalur sutera ribuan tahun lalu, tepatnya di masa Dinasti Han.


Di China sendiri, ada lebih dari 2.000 jenis dim sum. Biasanya, dim sum disantap dalam acara "yum cha" atau acara makan dim sum sambil minum teh china. Acara "yum cha" biasa digelar mingguan dan dim sum disantap secara ramai-ramai bersama keluarga.

Salah satu restoran di Jakarta berusaha mengangkat tradisi "yum cha" ini. Restoran Table8 yang berada di Hotel Mulia Senayan, Jakarta, menghadirkan sajian khusus dim sum secara prasmanan di hari Sabtu dan Minggu.

Hotel Mulia Senayan, Jakarta Deep-fried Prawn Dumplings Served with Mayonnaise Sekilas seperti konsep ala "brunch" yang biasa disuguhkan restoran-restoran di akhir pekan. Bedanya adalah tema besarnya tentu saja dim sum. Serta minuman yang disajikan bukanlah alkohol yang biasanya dinikmati dalam hidangan restoran berkonsep "brunch", melainkan teh China.

Sebenarnya, dim sum yang dihidangkan prasmanan alias makan sepuasnya tersedia pula di luar hari Sabtu dan Minggu. Namun, di hari Minggu, dengan promo bertajuk "Sunday Dim Sum Buffet" ada beberapa dim sum spesial yang hadir seperti nasi ayam dibungkus daun teratai, udang goreng dengan saus mayonaise, serta udang kering dan kacang ala "Chao Zhou".

"Kalau di hari Minggu, ada 15 jenis dim sum di prasmanan, tambahan lagi ada kreasi dari Chef. Makanya kami sarankan di hari Minggu karena lebih beragam," ungkap Direktur Komunikasi Hotel Mulia Senayan, Jakarta, Romy Herlambang.

Ada beberapa item yang tidak berubah. Contohnya dim sum klasik seperti siomai udang dan siomai ayam, ceker ayam saus pedas, bakpao daging ayam, serta dim sum goreng tetap hadir dalam menu prasmanan dim sum. Tetapi jenis dim sum lainnya akan berubah setiap bulan.

Salah satu yang mesti dicoba adalah Baked Bun. Baked Bun sebenarnya pao tetapi cara memasaknya berbeda. Jika pao pada umumnya dikukus, pao satu ini malah dipanggang. Hasilnya adalah tekstur luar pao yang garing tetapi lembut di dalam. Saat digigit, ada sensasi renyah dan lembut yang berpadu di mulut.

Pao lainnya adalah Steam Bun dengan isian lotus putih dan kelapa. Pao satu ini memberikan cita rasa manis dan tergolong pao yang jarang beredar. Dim sum lainnya yang menarik adalah Steam Dumpling yang berisi bayam China dan udang.

Hotel Mulia Senayan, Jakarta Baked Egg Custard Tart
Untuk menikmati dim sum, tentu pasangan paling cocok adalah teh china. Di restoran Table8, primadona teh yang disajikan untuk tamu adalah Hua'r Cha. Tak hanya karena khasiatnya untuk meluruhkan lemak, tetapi presentasinya yang juga menarik.

Teh tersebut terbuat dari bunga krisan dan bunga melati. Awalnya teh berbentuk bulat dan ditaruh di dalam gelas. Lalu, seorang tea master yang membawa ceret panjang akan datang menuang air panas ke dalam gelas dengan keahlian khusus.

Saat menuang air panas ini, tamu ibarat melihat pertunjukan akrobatik. Sebab, ceret tersebut sendiri memiliki panjang lebih dari satu meter.  Lalu, bagai bunga mekar, teh yang tadinya berbentuk bulat lama-lama terbuka dan menjadi bunga yang cantik.

Selasa, 13 Agustus 2013

Kenali Penyebab Kegemukan

Berat badan berlebih ternyata bukan hanya perkara kelebihan makan dan kurang berolahraga saja. Semakin banyak bukti-bukti penelitian yang mengungkap kaitan antara kurang tidur dan kegemukan.

Peningkatan jumlah orang yang obesitas di Amerika Serikat (36 persen pada dewasa dan 18 persen pada anak), ternyata mengikuti semakin turunnya durasi tidur orang-orang kebanyakan. Pola ini juga tampak di beberapa negara industri.

Sebuah penelitian dilakukan untuk melihat aktivitas otak di area yang bertanggung jawab untuk mengontrol nafsu makan. Penelitian dilakukan pada orang-orang yang waktu tidurnya kurang.

Penelitian dilakukan oleh tim dari Universitas California, Berkeley, AS, dengan melibatkan 23 responden dewasa. Pertama, semua responden tidur normal selama 8 jam di laboratorium tidur. Di pagi hari otak responden dipindai dengan MRI ketika mereka melihat foto 80 jenis makanan. 


Jenis makanan berkisar mulai dari rendah hingga tinggi kalori. Tiap item diberi nilai 1-4, sesuai keinginan responden terhadap makanan itu. 

Bagian otak yang dipindai adalah beberapa area spesifik yang berkaitan dengan nafsu makan, selera, dan kepuasan makanan. 

Tujuh hari kemudian, responden kembali ke laboratorium tidur dan mengulangi aktivitas tersebut. Bedanya, kali ini responden tidak boleh tertidur. 

Hasilnya, kurang tidur mengganggu pilihan makanan dengan dua cara. Pertama dengan menghalangi aktivitas di area otak yang bertanggung jawab pada pilihan makanan sehingga responden tidak bisa memberi peringkat makanan mana yang betul-betul diinginkan. 

Di waktu bersamaan, peningkatan aktivitas otak terjadi pada area amygdala. Area ini mengontrol ketertarikan pada makanan. Dengan kata lain, beberapa makanan tampak sangat menonjol dan menarik. Ketika dicek, ternyata jenis makanan tersebut kebanyakan yang tinggi kalori.

Dari hasil tersebut, para peneliti menyimpulkan kurang tidur mengganggu kemampuan membuat keputusan, serta meningkatkan keinginan makan makanan tidak sehat. 

Meski penelitian tersebut berskala kecil, tetapi studi ini dapat dikembangkan untuk mengetahui lebih dalam kaitan antara kurang tidur dan peningkatan berat badan.

Minggu, 11 Agustus 2013

Bayiku Meninggal Dan Aku Tidur di Sisinya Selama 3 Hari

Carrie Curtis tak pernah menyesali keputusannya untuk memelihara janinnya selama ini. Ia sudah disarankan oleh para petugas medis untuk menggugurkan bayinya dikarenakan sang bayi mengalami Potter Syndrome yang menyebabkan masalah pada pembentukan ginjalnya.

Hampir setiap minggu saat ia mengandung, ia diminta untuk segera menggugurkan bayinya. Namun ia menolak karena masih melihat degupan jantung yang kuat dari calon bayinya. "Aku ingin memberinya kesempatan untuk hidup sebisa mungkin," ujar Curtis yang masih berusia 20 tahun ini.
"Aku tahu kesempatannya untuk bertahan mungkin hampir nihil, namun selama dia masih memiliki degupan jantung, aku tak akan mengubah keputusanku (untuk tidak aborsi) - tak peduli berapa kali dokter memintaku melakukannya," ujarnya lagi.

Semangat sebagai seorang ibu yang dimiliki Carrie membawanya pada hari hingga akhirnya dipertemukan bersama sang anak. Carrie Curtis akhirnya melahirkan putranya yang bernama Charlie secara normal. Segera setelah saat itu, Charlie dibawa ke inkubator. Namun karena tak ia lahir tanpa paru-paru, tak banyak yang bisa dilakukan. 19 menit merasakan dunia, Charlie pun meninggal dunia.
"Mereka membalutnya dengan kain handuk dan membiarkanku memeluknya. Charlie membuka matanya dan melihat ke arahku yang akan menjadi kenangan tak terlupakan bagiku," kata Carrie.
Sebagai seorang ibu, Carrie tak pernah mendengar Charlie menangis, namun selama 3 hari, ia menikmati berada di sisi bayinya. "Aku diperbolehkan memeluknya dan bersamanya selama yang aku inginkan. Awalnya begitu berat karena aku berharap matanya akan terbuka. Namun semakin lama aku di sisinya, terasa sangat nyaman bagiku."
Sindrom Potter adalah sebuah penyakit yang menyerang 30.000 bayi yang ada di dunia. Penyakit ini mempengaruhi pembentukan ginjal yang penting untuk produksi cairan amniotic dalam janin. Kondisi ini bisa menyebabkan banyak hal seperti mengganggu pertumbuhan dan pergerakan bayi, mengganggu pertumbuhan paru-paru bayi dan janin.
Dalam beberapa kasus, bayi-bayi sempat dilahirkan, namun dengan resiko kematian yang sangat tinggi. Bisa jadi karena gagal nafas setelah satu sampai dua hari dilahirkan.
Kehilangan bayi pertama bagi seorang ibu tentu menjadi hal yang sangat menyakitkan. Namun kini Carrie mencoba melakukan hal positif untuk mengenang putranya, yaitu dengan membuat program amal bernama Charlie's Angel untuk mereka yang mengalami hal serupa dengan yang terjadi pada Charlie. Semoga dengan melakukan hal ini, Carrie bisa menjadikan pengalamannya sebagai inspirasi bagi banyak ibu muda.